
Feb 11, 2011
Feb 9, 2011
-enuf means enuf-
setahun yg lalu, Dia memilih aku, menjejaki bumi itu.
bahasa, budaya,etc -aku, kagum-
hari ini, mereka di sana, buat aku -semakin kagum-
Feb 7, 2011
[oy Frost, Frost]
Bismillahirrahmanirrahim.
The blizzard aftermath is a very awesome scene to see. Mountains of smooth snow piled everywhere, white flakes just danced, circling Pe’ah as the wind came passing by, greeting her salam. Her lips curled into a smile when she saw someone’s head moving away from the first hostel. No, no.. It WAS attached to the body, but she could only see the head because of the very great amount of snow blocking her view. Reminds her of The One who can see right through anything. Subhanallah.
They say, this fluffy white thing, also known as снег or snow is very beautiful to the eyes BUT very painful to the touch. Beautiful as it is, snow also gives us something more. Problems!
As her steps took her nearer to BFK*, her eyes captured a picture of an unfamiliar road. Actually, there was not even a road. The road was gone. The tarred pathway was magnificently covered by glittering snow up to her knees. She had to play a game she calls “follow the footsteps left by the person in front” to avoid being pulled into the snow. In a matter of minutes, Pe’ah was already panting.
Ahmadov stood near the bus stop, with his hands tucked safely in his pockets. The compensatory signs of hypothermia started to manifest themselves. The long wait was paid when a bus came 30 minutes later. Ahmadov gaily hopped onto the bus only to find himself waiting, for another four hours! Through the frost-coated windows, he could see a 10 year old boy crawling in the ocean of snow. No, the young boy didn’t fall down. He was making a pathway for others to walk on, to make life easier for others. He felt indescribable warmth in his heart, “How cool can a person be? MasyaAllah.”
Minah ran with all her might but fell down, tripped over the slippery snow. She missed Ahmadov’s bus only by a split second. To wait, or not to wait. After considering a lot of factors, she decided that she could not afford the risk of waiting for another bus. Walking to class seemed to be the best option. With a deep breath, she started to form a trail of footsteps towards Ploshad Minina*.
Seest thou not that Allah makes the clouds move gently, then joins them together, then makes them into a heap?― then wilt thou see rain issue forth from their midst. And He sends down from the sky mountain masses (of clouds) wherein is hail: He strikes therewith whom He pleases and He turns it away fro whom He pleases. The vivid flash of its lightning well-nigh blinds the sight. (Surah An-Nur:43)
As the pathophysiology class came to its end, Pe’ah couldn’t help admiring the trees which moved every time the wind blew; as if waving its twigs to her, gently shaking off the snow which was resting quietly on it.
Sometimes, Pe’ah, Ahmadov, Minah and I often take things for granted. Small tiny things, such as the snowflakes, are almost ignored if they fall one-by-one (except maybe for some aesthetical reasons), alone, fragile, prone to sudden melting, scared …”Just step on it, silly! It won’t give you any harm..”; but when they invade the earth as a strong battalion with their best friend ; the wind, even people like Ahmadov, Minah, and I can lose a fight with these small silly snowflakes!
BUT, they didn’t. :] Is it a miracle? It’s HIMMAH A’LIYAH. Semangat yang tinggi, strong will. Just remember, when we feel helpless and alone, we actually aren’t. He is always there; accompanying us in every single step. When things turn out to be so unexpectedly hard, ask for His help; when giving up looks like a good idea, ask for strength; insyaAllah you’ll survive. More than surviving, you’ll find yourself doing AMAZING things. InsyaAllah. がんばリましょう~~!
When others have forsaken you,
You know where to turn to.
But when they’ve come back to you,
Would you forsake the one, who was there for you?
You thought you were alone…
But He, is always there.
You thought you couldn’t do it….
He’s always helping you in every single step.
You thought you were nothing….
Because of Him, you are SOMETHING ELSE!
So, think…see…feel…understand..
Is this what I am for?
If yes, don’t look back…run ahead!
If no, run away… find a yes.
Then you know what to do…you really do.
Insya Allah~ :]
Footnotes
BFK - Biofiziologiceskiy Kabinet
Ploshad Minina – Minin Square
(The square outside the Kremlin is named for Minin and Pozharsky)
p/s penulis, saye minta maaf sebab ter post lmbt :(
[...... dan tidak ada yg membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan.... al kahfi:63]
Feb 4, 2011
domestic violence
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah bersabda:
Jan 22, 2011
nice one :)
Narrated 'Abdullah:
The Prophet said, "I am your predecessor at the Lake-Fount (Kauthar) and some men amongst you will be brought to me, and when I will try to hand them some water, they will be pulled away from me by force whereupon I will say, 'O Lord, my companions!' Then the Almighty will say, 'You do not know what they did after you left, they introduced new things into the religion after you.'"
Narrated Abu Huraira:
The Prophet said, "There was no prophet among the prophets but was given miracles because of which people had security or had belief, but what I was given was the Divine Inspiration which Allah revealed to me. So I hope that my followers will be more than those of any other prophet on the Day of Resurrection."
Jan 20, 2011
pekikan itu masih lagi kedengaran
Jan 16, 2011
Jangan kita KOSONG!~
Bulan Safar ialah bulan yang datang selepas bulan Muharram dan sebelum bulan Rabiul Awwal yang merupakan bulan kelahiran pembawa petunjuk buat manusia. “Safar” bermakna kosong. Setengah mereka mengungkapkan: Dinamakan demikian kerana Mekah telah tiada penghuninya (kosong daripada penduduknya) apabila mereka bermusafir. Ada pula yang mengungkapkan: Dinamakan bulan ini dengan Safar kerana ketika mereka memerangi sesetengah kabilah, mereka akan meninggalkan kabilah itu tanpa sebarang makanan ( iaitu mereka merampas makanannya sehingga tiada lagi makanan yang tinggal). Ini berdasarkan maksud yang dinyatakan oleh Ibn Manzur di dalam kitab Mu’jamnya (Lisan al-Arab: 4/462-463)
Jan 2, 2011
Hati-Hati Di Jalanan... Kamu?
Ketika memandu di jalan yang tidak rata dan berlubang, apakah yang anda lakukan?
Ketika meredah hutan mendaki bukit ketika sedang beriadah bersama rakan-rakan, langkah bagaimana yang akan anda ambil?
Ketika sedang meredah sungai yang dasarnya dipenuhi batu-batu untuk ke seberang, berapa banyak perhatian anda pada setiap langkahanmu?
Juga, ketika melalui jalan yang penuh duri, bagaimanakah anda akan menempuhnya?
Tiada cara berjalan yang lain, melainkan berjalan secara berhati-hati agar tidak terbabas apabila tayar termasuk lubang, tidak terjatuh ketika sedang mendaki, tidak tergelincir ketika sedang menyeberang, dan tidak terluka ketika sedang melalui jalan berduri.
Ini respond manusia, respond yang dipengaruhi oleh pancaindera kita terutamanya mata yang melihat risiko-risiko yang bakal dihadapi jika tersilap melangkah. Respon yang dihantar ke otak untuk mentafsir dan mengawal pergerakan kaki agar berhati-hati dan anggota lain untuk bersedia untuk sebarang kemungkinan. Tidak dinafikan, kedua mata anugerah Allah ini cukup bernilai bagi setiap individu yang dilahirkan mampu untuk melihat.
Namun, bagaimana dengan respon iman terhadap apa yang kedua mata ini lihat di sekelilingnya? Mari, duduk seketika bermuhasabah tentang sejauh mana mata kita ‘berhati-hati’ terhadap apa yang kita lihat.
Realiti persekitaran
Dunia, dan segala isinya hampir penuh dengan perkara yang memenuhi kehendak musuh iman. Siapakah musuh iman? Dialah AN-NAFS, yang mendiami diri manusia sejak azali, yang sukar untuk mengakui bahawa dirinya adalah hamba Allah sebelum Allah izinkannya mendiami tubuh sebaik-baik ciptaanNya, yakni manusia.
Maka kepada saudara-saudaraku yang masih mampu melihat dengan mata zahirmu, pandanglah ke sekeliling! Kemudian bermuhasabahlah. Apa masih persekitaranmu mentaati Allah? Apa masih persekitaranmu wujud suasana soleh yang mendorongmu untuk mencari redha Allah? Apa masih ada lagi saudara-saudaramu yang sama-sama mengajakmu menjaga mata pandangan daripada memandang perkara yang haram buatmu?
Astaghfirullahal azim…
Jadi bagaimana anda boleh berhati-hati dalam perkara zahir seperti lubang, duri dan batu, tetapi buta dan leka apabila berdepan dengan perkara di persekitaranmu yang turut menggunakan pancaindera yang sama?
Semuanya kerana mata lahiriah kita, tidak punya ‘sesuatu’ yang dipunyai oleh mata hati. Namun perbandingan antara keduanya, cukup untuk membuat kita berfikir sejenak. Itulah AL-IMAN, yang seharusnya mendasari setiap anggota, setiap langkah, setiap detik, setiap nafas malah setiap degupan jantung kita!
Iman mendasari mata hati
Yakin, percaya, membenarkan dan tunduk kepada Allah yang Esa dan mengikuti ajaran PesuruhNya adalah asas kepada jati diri manusia. Asas inilah yang diperlukan untuk setiap daripada kita menjadi lebih berhati-hati dalam setiap perkara yang kita lihat, kita buat dan kita pilih. Juga keyakinan inilah yang bakal menentukan respond kita terhadap perkara-perkara di sekeliling kita.
Daripada Rasulullah SAW:
Sesiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka dia hendaklah menegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah ditegah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaklah ditegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman . (HR Muslim)
Hakikatnya, manusialah yang memerlukan iman. Manusialah yang perlu menjaga dan memelihara imannya. Kelalaian menjaganya tidak merugikan sesiapa, tetapi merugikan diri kita sendiri juga akhirnya.
Maka saudaraku, saya ingin tanya semula kepada anda. Bagaimana respond iman anda apabila melihat dunia dan realitinya?
Jika masih ada terasa sedih dengan realiti manusia, suburkanlah rasa itu dengan usaha untuk memperingatkan mereka.
Jika terasa marah dengan tindakan manusia lain, kawal rasa itu dan ubah dengan menegur secara bijaksana.
Jika terasa bahagia dengan suasana soleh yang telah tercipta, alhamdulillah dan peliharalah ia.
Jika anda tidak punya rasa, getaran atau tidak tersentuh hati anda pada setiap yang berlaku, maka sujudlah kembali, memohon keampunan pada Allah kerana bimbang sudah kehilangan hati dan sensitiviti imannya.
Kerana secara lahiriah dan ruhaniahnya, kita seharusnya berhati-hati. Moga Allah redha.