Assalamualaikum. Macam mana dengan
IMAN anda hari ini? Tepuk dada tanya IMAN. Ana harapkan agar IMAN para pembaca
sentiasa meningkat hari ke hari. Bercerita tentang IMAN, teringat sepotong ayat
AL-QURAN,
يَـأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُواْ ءَامِنُواْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ...
“Wahai
orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah, dan RasulNya…”
An-Nisa
[4:136]
Jom kita berfikir
sejenak, kenapa Allah menyuruh orang yang sudah beriman kepadaNya supaya
beriman lagi. Mustahil untuk seorang manusia mencapai apa yang telah mereka
capai melainkan untuk memperbaharui apa yang telah dicapainya. Sebagai contoh,
dialog diatas. Orang lelaki bergaya pondan ditegur untuk menjadi lelaki.
Sedangkan dia adalah lelaki! Bukanlah dia ditegur untuk menjadi lelaki secara zahirnya,
tetapi ditegur untuk menjadi lelaki yang sebenar. Lelaki dengan sifat
kejantanannya! Begitu juga IMAN kita. Kita perlu sentiasa meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT, Rasul-rasulNya, Kitab-kitabNya, Para MalaikatNya, Hari
Kiamat, dan Qada’ serta QadarNya.
Bercerita tentang IMAN,
teringat satu kisah yang berlaku di zaman Rasulullah SAW. Suatu ketika Rasulullah SAW membacakan satu
ayat kepada para sahabat.
مَّن ذَا
الَّذِى يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا
كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Siapakah yang mau memberi pinjaman
kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka
Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.”
Al-Baqarah [2:245]
Tiba-tiba Abu Dahdah r.a. berdiri. Dia berkata,
“Wahai Rasulullah, benarkah Allah meminta pinjaman kepada kita?” Rasulullah saw.
menjawab, “Ya, benar.” Abu Dahdah kembali berkata, “Wahai Rasulullah, apakah
Dia akan mengembalikannya kepadaku dengan pengembalian yang berlipat-lipat?”
Rasulullah SAW menjawab, “Ya, benar.”
“Wahai Rasulullah, hulurkanlah kedua tanganmu,” pinta
Abu Dahdah r.a. tiba-tiba. Rasulullah SAW balik bertanya, “Untuk apa?” Lalu Abu
Dahdah menjelaskan, “Aku memiliki kebun, dan tidak ada seorang pun yang
memiliki kebun yang menyamai kebunku. Kebun itu akan aku pinjamkan kepada
Allah.”
“Engkau pasti akan mendapatkan tujuh ratus lipat
kebun yang serupa, wahai Abu Dahdah,” kata Rasulullah SAW. Abu Dahdah
mengucapkan takbir, “Allahu Akbar, Allahu Akbar!” Lantas ia segera pergi ke
kebunnya.
Di sana, dia mendapati isteri dan anaknya sedang
berada di dalam kebun itu. Saat itu anaknya sedang memegang sebutir kurma yang
sedang dimakannya.“Wahai Ummu Dahdah, wahai Ummu Dahdah! Keluarlah dari kebun
itu. Cepat. Karena kita telah meminjamkan kebun itu kepada Allah!” teriak Abu
Dahdah. Isterinya memahami maksud perkataan suaminya. Segera dia beranjak dari
posisinya. Dia keluarkan kurma yang ada di dalam mulut anaknya. “Muntahkan,
muntahkan. Karena kebun ini sudah menjadi milik Allah SWT. Ladang ini sudah
menjadi milik Allah SWT,” berkata Abu Dahdah kepada anaknya.
Kisah ini memberi pengajaran kepada kita bagaimana
keimanan seorang sahabat Rasulullah SAW. Ayat itu baru dibaca oleh Rasulullah
SAW dan Abu Dahdah terus menginfakkan seluruh ladang kurmanya. Begitu hebatnya
IMAN para sahabat Rasulullah SAW. Ini adalah salah satu kisah daripada
berpuluh-puluh kisah mengenai IMAN para sahabat baginda.
Cuba kita refleksi diri kita yang kerdil di mata
Allah SWT ini. Apakah yang telah kita lakukan untuk meningkatkan IMAN kita pada
hari ini? Atau adakah kita telah melakukan perkara yang mengurangkan IMAN kita
kepada Allah SWT? Mari kita sama-sama muhasabah diri agar kita terus berada di
jalan yang diredhai Allah SWT. Akhir kata, jom kita beriman dengan
sebenar-benar IMAN kepada Allah SWT, Rasul-rasulNya, Para malaikatNya,
Kitab-kitab, Hari Kiamat dan Qada’ serta QadarNya.
Wassalam.
PENULIS:
HADINUR JUFRI
PELAJAR PERUBATAN TAHUN 4
MEDICAL UNIVERSITY OF WARSAW
PENULIS:
HADINUR JUFRI
PELAJAR PERUBATAN TAHUN 4
MEDICAL UNIVERSITY OF WARSAW
No comments:
Post a Comment