Mar 29, 2014

puisi untuk muslimah


Assalamualaikum. Kali ini aku kongsikan dengan kalian sebuah cerpen/puisi berkaitan wanita tetapi coretan ini bukanlah milikku tetapi milik seorang muslimah dari Indonesia iaitu Hajjah Mariah Ulfa, seorang qari’ah yang terkenal di tanah seberang. Banyak puisi pasal wanita yang selalu kita dengar, tapi bagi aku, ini yang terbaik dan benda yang baik itu kan kita kena kongsi...



MUSLIMAH

Ia tidak harus berbakut setera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman
Ia tidak harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan
ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan
ia tidak harus berhiaskan intan berlian untuk meraih
keanggunan
ketika cahaya kesabaran akan meluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya
titian menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya
perjalanan ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya
Ilahi, tanpa keridhoan itu
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu

Kita sering dengar hadis berkaitan wanita solehah itu perhiasan dunia, wanita itu sangat dijaga haknya dalam Islam dan macam-macam lagi. Kita juga sering dengar wanita itu paling senang masuk syurga. Tetapi, kitakah perhiasan dunia itu? Kitakah wanita yang layak dijaga haknya? Dan tahukah kita bahawa wanita itu paling senang juga masuk neraka?

Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, iaitu  wanita (isteri ) yang solehah, tempat tinggal yang luas dan lapang, tetangga yang  soleh, dan tunggangan (kenderaan) yang nyaman. Dan  empat perkara yang merupakan kesengsaraan iaitu  tetangga yang buruk, isteri  yang jelik (tidak solehah ), kenderaan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (Hadis Riwayat  Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, disahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282).

Penulis,


-UI-
Medical University of Warsaw

No comments:

Post a Comment